Berpegang Teguh dengan Petunjuk Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim
Berpegang Teguh dengan Petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Taslim, M.A. dalam pembahasan Kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah karya Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 17 Jumadal Awwal 1440 H / 24 Januari 2019 M.
Status Program Kajian Kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah
Status program kajian kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Kamis pagi, pukul 07:00 - 08:00 WIB.
Download juga kajian sebelumnya: Antara Kenyataan dan Pengakuan Mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Kajian Islam Ilmiah Tentang Berpegang Teguh dengan Petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Saat ini kita masih berada dipembahasan tentang wajibnya mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah, mengikuti petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Ada kelanjutan dari pembahasan kita yang lalu tentang wajibnya mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bagi semua manusia. Ini disepakati oleh para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah, tidak ada perbedaan pendapat dikalangan mereka.
Selanjutnya Imam Ibnul Qayyim membawakan dalil dari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau berkata, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلْ أَطِيعُوا اللَّـهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ ۖ فَإِن تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُم مَّا حُمِّلْتُمْ ۖ وَإِن تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا ۚ وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ ﴿٥٤﴾
“Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah kepada Rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”.” (QS. An-Nur[24]: 54)
Ini ayat yang menggambarkan kepada kita tentang sebab utama mendapatkan hidayah. Meskipun kemudian tentu saja sebab dan akibat Allah yang menentukan, tapi Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan segala sesuatu atau keumuman dari segala sesuatu itu dengan sebab untuk kita mendapatkan hasil yang diinginkan.
Apa hubungan ayat ini dengan kewajiban taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya? Apa hubungannya dengan menyempurnakan hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya?
Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitakan, menyampaikan kepada kita bahwa hidayah itu akan didapatkan dengan mentaati Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bukan dengan selain itu, bukan!
Kalau dari awal seseorang berusaha mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya, mentaati Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka ini dia telah menempuh sebab-sebab terbukanya pintu hidayah, InsyaAllah Allah bukakan hidayah baginya.
Karena disebutkan di ayat ini, “Kalau kamu mentaati Rasul kamu dapatkan hidayah dari Allah.” Allah bukakan pintu hidayah bagimu, Allah berikan Taufik dalam hatimu untuk terbuka menerima kebenaran.
Dalam firman Allah ini, digandengkan dengan syarat hidayah bahwa syaratnya adalah taat kepada Rasul, maka hidayah akan hilang kalau dia tidak mengikuti Rasul.
Terpenuhi syarat, dapatkan hasil. Tidak terpenuhi syarat, tidak akan dapatkan. Dari pembahasan diayat ini adalah termasuk hukum-hukum yang didapatkan jika terpenuhi syarat-syaratnya. Maka tidak akan didapatkan hasil atau hukum tersebut kalau syaratnya tidak terpenuhi.
Kalau kamu mentaati Rasul, kamu akan mendapat hidayah. Berarti kamu tidak akan mendapat hidayah kalau kamu tidak mentaati Rasul.
Karena sesuatu yang digandengkan dengan syarat, ketika tidak terpenuhi syaratnya maka sesuatu itu pun juga tidak akan terpenuhi.
Kalimat yang disebutkan dalam ayat ini sangat jelas. Apa hubungannya dengan pembahasan kita?
Hubungannya adalah kalau ingin mendapatkan hidayah yang sempurna, perbaiki ittiba’ kita kepada sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ketika kita berusaha untuk memurnikan ketaatan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, inilah yang menjadi sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala menyempurnakan hidayah pada diri.
Kalau penjelasan ini sudah kita ketahui, maka ayat ini merupakan dalil yang tegas, argumentasi yang nyata yang menunjukkan hidayah itu tidak akan ada ketika tidak ada ketaatan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Orang yang tidak mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam maka hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala juga tidak akan terwujud pada dirinya.
Jadi jelas kenapa beliau membawakan ayat ini. Yaitu untuk menggambarkan tentang sebab yang menyempurnakan ittiba’ kita.
Kenapa kita harus menyempurnakan ittiba’ kita, ketaatan kita kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam? Karena ini berhubungan dengan sebab besar turunnya hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahkan syarat untuk mendapatkan hidayah taufiq dariNya.
Taat kepada Allah dan Taatlah kepada Rasul
Dan ketika diulangnya kata kerja “Taatlah”, “Taat kepada Allah dan taatlah kepada Rasul.” Kenapa tidak dicukupkan dengan kata kerja yang pertama, “Taatlah kamu kepada Allah dan RasulNya“?
Disini terdapat satu rahasia tersembunyi yang sangat indah, satu hikmah yang sangat agung dan faidah yang sangat tinggi, dalam pembahasan ayat yang berikutnya.
Kenapa diulangi taat kepada Allah dan taat kepada Rasul-Nya? Karena kewajiban mentaati Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah kewajiban sebagaimana kita mentaati Al-Qur’an kalau hadits yang menyebutkan tentang perintah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam itu shahih.
Jadi tidak seperti kebanyakan orang yang berpendapat dan ini pendapat yang sangat keliru, mereka mengatakan bahwa “kita hanya menerima hadits kalau sesuai dengan Al-Qur’an.”
Al-Qur’an dan hadits tidak pernah bertentangan. Allah memerintahkan kita taat kepada perintah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meskipun perintah tersebut datangnya sendiri tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an secara umum sudah memerintahkan:
مَّن يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّـهَ…
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah…” (QS. An-Nisa`[4]: 80)
Sudah ada perintah tersendiri dalam Al-Qur’an. Berarti ketika datang perintah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, selama itu benar dan shahih penisbatannya, tidak perlu lagi kita membandingkannya dengan Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an tidak akan bertentangan dengan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan menolak perintah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sama dengan menolak Al-Qur’an.
Kalau kita harus bandingkan dengan Al-Qur’an, akan banyak kita menolak hukum-hukum yang diterangkan dalam sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Apakah Al-Qur’an yang menjelaskan tentang masalah shalat dengan rincian? Dimulai dengan Takbiratul Ihram, kemudian gerakan-gerakan bacaan-bacaan rinci.
Kalau kita mengatakan harus dibandingkan dengan Al-Qur’an, berapa banyak nanti yang kita akan tolak dalam hukum-hukum yang berhubungan dengan shalat saja, belum ibadah-ibadah yang lain yang dijelaskan perinciannya di dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Simak penjelasannya pada menit ke – 19:31
Download dan Sebarkan mp3 Ceramah Agama Islam Tentang Berpegang Teguh dengan Petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/46538-berpegang-teguh-dengan-petunjuk-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam/